Mengurus anak-anak serta juga dalam hal pendidikannya adalah merupakan amanah yang telah Allah Allah Ta'ala berikan kepada para ayah.Karena hal tersebutlah ayah adalah pemimpin dan juga sebagai penanggung jawab atas keadaan mereka.Dan sebuah kewajiban bagi ayah dalam hal menasehati anak-anak dalam hal kebaikan serta juga menjadikan pendidikan serta perbaikan mereka merupakan pekerjaan dan urusannya yang paling utama dan juga penting.
"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Imam adalah pemimpin yang akan diminta pertanggungjawaban atas rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas keluarganya. Seorang istri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut."
(HR. Al-Bukhari no. 844 dan Muslim no. 1829)
Satu hal yang penting yang tidak boleh dilalaikan adalah bahwa tanggung jawab ayah pada anaknya bukan hanya dalam memenuhi kebutuhan jasad dari anaknya yang berupa makanan serta pakaian saja dan tidak memperhatikan akan kebutuhan ruhani daripada anak-anak.Bila kebutuhan ruhani bagi anak-anak ini dilalaikan, maka ayah tersebut akan menyesal pada akhirnya baik di dunia ataupun di akhirat ketika dimintai pertanggungjawaban atas amanah yang telah Allah Ta'ala bebankan kepadanya.
Tidak dapat dipungkiri bagi hati kita para orang tua bahwa memenuhi kebutuhan ruhani anak-anak yang berupa keimanan dan amal saleh ini jauh lebih penting daripada memenuhi kebutuhan jasadnya.Oleh karena itu Allah Ta’ala dalam Al-Qur`an tidak pernah memerintahkan para ayah untuk melindungi anaknya dari panasnya terik matahari atau dari panasnya rasa lapar, akan tetapi justru Allah memerintahkan mereka untuk melindungi anak-anak mereka dari api neraka.
Karenanya Allah Ta’ala mengingatkan bahwa kecintaan kepada anak-anak jangan sampai membuat mereka mencelakai anak-anak mereka sendiri, karena anak-anak itu hanya merupakan ujian bagi mereka. Dengan alasan kasih sayang, dia tidak mau menyuruh anaknya shalat padahal dia sudah berumur 7 tahun, tidak mau memukulnya jika tidak mau shalat padahal anaknya sudah berumur 10 tahun.
Allah Ta’ala berfirman :
"Sesungguhnya harta-harta kalian dan anak-anak kalian tidak lain kecuali ujian."Hendaknya para ayah mengingat bahwa sikap keras sesekali kepada anak dan gemblengan keagamaan yang benar kepada mereka walaupun merupakan amalan yang berat dan melelahkan akan tetapi amalan ini termasuk dari penentu nasibnya di akhirat kelak. Jika dia berhasil maka dia akan bisa menjawab pertanyaan Allah kepadanya tentang tanggung jawabnya, dan dia senantiasa mendapatkan limpahan pahala dan keutamaan sampai walaupun dia telah meninggal, karena adanya doa dan amal saleh dari anak-anaknya.
(QS. At-Taghabun: 15)
Tapi sebaliknya jika dia gagal dalam amalan ini karena keteledoran dia atau sikap acuh tak acuh dia terhadap pendidikan keagamaan anaknya, maka dia akan menyesal pada hari kiamat tatkala dia tidak bisa menjawab pertanyaan Allah terhadapnya yang akan menyebabkan dia diharamkan untuk masuk ke dalam surga, wal ‘iyadzu billah.
Allah Ta’ala berfirman :
"Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan keluarga-keluarga kalian dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu."
(QS. At-Tahrim: 6)
Dan semoga apa yang menjadi tanggung jawab seorang ayah ini akan bisa dilaksanakan oleh para ayah yang menginginkan kebaikan dunia akhirat bagi para anak-anaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar